proses Interaksi Obat dengan makanan
1. Macam-macam proses Interaksi Obat dengan
makanan
Berikut merupakan macam-macam
proses interaksi obat dan makanan dan efek yang ditimbulkan dalam tubuh kita.
a. Makanan yang meningkatkan efek beberapa
obat
Obat yang efeknya dapat
ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus digunakan bersama dengan makanan
agar didapatkan efek yang tetap.
b. Obat jantung β bloker
Digunakan untuk mencegah angina,
untuk menormalakan kembali denyut jantung yang tidak beraturan, dan untuk
menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok beta Tenormin, Inderal,lopresor.
Karbamazapin (tagretol) anti konvulsan yang digunakan untuk mencegah serangan
Diazepam (Valium) – suatu transkuliansia Diuretika digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi dan layu jantung. Nama paten diuretika yang berinterakasi
: Anhydron, Aquatag, aquetnsin, diucardin, diulo, diuril, enduron, hydromox.
Hidralazine (apresoline) digunakan untuk menanggulangi tekanan arah tinggi.
Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk
mengobati infeksi saluran kemih. Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann
digunakan untuk mencegah serangan Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu
diuretika digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.
c. Makanan yang menurunkan efek beberapa
obat
Makan obat berikut ini satu jam
sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yang mungkin
menurunkan efek obat. Kaptoril (capoten) digunakan untuk menanggulangi tekanan
darah tinggi dan layu jantung. Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi
oleh makanan :
· Amoksisilin (amoksil, larotid,
polymox)
· Eritromisin estolat (liosone)
· Bakampisilin (spectrobid)
· Minosiklin (minocin)
· Doksisilin (doxcychel)
· Hetasalin (Versapen)
d. Makanan Beralkali Metenamin (hiprex,
Mandelamine, Urex)
Efek metanamine dapat berkurang.
Metanamine digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih Dan
ginjal). Akibatnya :
Infeksi mungkin tidak terobati
dengan baik. Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry.
Prem yang dikeringkan), susu, sayuran (kecuali Jagung)
e. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin,
duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora)
Efek kinidin dapat meningkat,
kinidin digunakan untuk menormalkan denyut jantung yang tidak beraturan.
Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin
disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing
sakit kepala, telinga berdaging, dan gangguan penglihatan.
Hindari makanan beralkali seperti
: amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan,
sayuran (kecuali Jagung)
f. Makanan beralkali Kinin (coco Quinine,
Quinamm, Quinine)
Efek Quinine dapat meningkat.
Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang
kaki malam hari. Akibatnya mungkin dapat menjadii efek samping merugikan karena
terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan sakit kepala, telinga
berdenging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan beralkali seperti :
amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu,
buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
g. Makanan Berkofein Obat asma gol teofilin
Efek obat asama dapat meningkat .
obat asama melebarkan jalan udara dan memeudahkan pernapasan penderita asma,
akibatnya mungkin menjdai efek samping merugikan karena terlalu banyak teofilin
disertai gejala mual, pisong, sakit kepala, mudah tersinggung, tremor,
insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan teofilin. Sumber kafein
adalah : Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing yang
dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akibat
haid
h. Makanan berkarbohidrat asetaminofen
Asetaminofen dapat berkurang
asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan demam yang masyhur. Akibatnya
nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya. Sumber karbohidrat :
roti biscuit aroma jeli, dll. Nama paten asetaminofen : Anacin-3, Datril,
liquprin.
i. Sate sapi atau hamburger obat asma
turunan teofilin
Efek obat asama dapat berkurang
obat asama membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan
penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali dengan baik.
j. Makanan berlemak – Griseofulvin
(Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V, Grisactin, Gris PEG)
Efek griseofulvin dapat meningkat
griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi jamur pada rambut,
kulit, kuku tangan, dan kuku kaki.
Interaksi yang terjadi adalah
interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada saat
makan makanan berlemak seperti :
Alpukat, daging sapi, mentega,
kue, kelapa susu, selada ayam, kentang goring, ayam goreng.
k. Makanan berserat banyak digoksin
Efek digoksin berkurang digoksin
digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut
jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati mungkin tidak
terkendali dengan baik. Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah makan
yang berserat seperti : Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum,
biji-bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun.
l. Makanan berprotein tinggi (daging,
produk susu) – levodopa
Efek levodopa dapat berkurang.
Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit
Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik. Hindari atau
makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.
m. Sayuran berdaun hijau Tiroid (Amour
Thyroid)
Efek tiroid mungkin dilawan.
Tiroid diberikan untuk memperbaiki hipotiroidisme (kelenjar tiroid tidak
berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran kelenjar tiroid). Hindari makan
sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol, kangkung,
buncis.
n. Kayu manis (licorice) obat tekanan darah
tinggi
Efek obat tekanaan darah mungkin
dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin tidak terkendali dengan baik. Jangan
makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja.
o. Kayu manis (licorice) obat jantung
digitalis
Efek digitalis dapat meningkat.
Digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut
jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek samping merugikan
karena terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung gangguan penglihatan,
sakit kepala tak bertenaga jangasn makan kayu manis alam
p. Susu dan produk susu – antibiotika
tetrasiklin
Efek tetrasiklin dapat berkurang.
Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi akibatnya
infeksi yang diobati mungkin tak terkendali dengan baik. Untuk mencegah
interaksi, gunakan tetrasiklin satu atau dua jam dedudah minum susu atau produk
susu lain. Kekecualian :doksisiklin , monosiklin.
q. Garam lithium (eskalith, lithane,
lithobid)
Makanan berkadar garam rendah
meningkatkan efek litium sedangkan yang berkadar garam tinggi menurunkan refek
litium. Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa gangguan jiwa yang berat.
Makanan yang mengandung terlalu
sedikit garam dapat menimbulkan keracunan lithium dengan gejala pusing, mulut
kering, lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera makan, mual nyeri
perut, nanar, dan bicara tidak jelas. Jika makanan mengandung garam terlalu
banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak terlalu baik. NaCl terdapat didalam
bermacam-macam makanan
r. Makanan yang mengandung tiramin –
antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan, Nardil, Parnete)
s. Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan
darah dengan nyata, akibatya sakit kepala berat, demam, gangguan penglihatan,
bingung yang mungkin,diikuti oleh perdarahan otak. Tiramin adalah stimulant
syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk meningkatkan tekanan jiwa dan
memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini sudah tidakk begitu banyak
digunakan lagi sejak ditemukanya antidepresan yang lebih aman seperti Elavil,
Sinequan, dan Desyrel.
t. Hindari makan mengandung tiramin
seperti : Alpukat, kentang bakar, pisang buncis, bir, sosis, keju, hati ayam,
ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk daging, kacang sup
kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap, anggur,
ragi. Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin. Efek levodopa dapat berkurang.
Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit
Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik. Hindari
makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.
Makanan yang kaya vitamin K
antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin, dikumarol. Efek anti koagulan
dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan mencgah
pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap membeku meski penderita sedang
berobat dengan antikoagulan Untuk mengurangi interaksi ini, jangan makan
terlalu banyak makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun (asparagus, brokoli,
kol, kembang kol, kangkung, kapri, bayam, lobak)
a. Obat cacing (pirantel pamoat) juga lebih
baik diminum dengan susu atau sesudah makan, karena akan terjadi peningkatan
absorpsi dengan makanan/susu.
2. Macam-Macam Lambang (Warna) Label Obat
Berdasarkan Peraturan Undang – Undang
a. Obat Bebas
Obat bebas dapat dijual bebas di
warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam
pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat
diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga
pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya golongan
obat ini tetap dibeli bersama kemasannya.
Di Indonesia, obat golongan ini
ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Yang
termasuk golongan obat ini yaitu obat analgetik/pain killer (parasetamol),
vitamin dan mineral. Ada juga obat-obat herbal tidak masuk dalam golongan ini,
namun dikelompokkan sendiri dalam obat tradisional (TR).
b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat
yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas
tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
berwarna hitam.
Tanda peringatan selalu tercantum
pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam
berukuran panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut:
Seharusnya obat jenis ini hanya
dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang seorang asisten apoteker)
serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada apoteker), karena diharapkan
pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.
Contoh obat golongan ini adalah:
pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim antiseptik.
c. Obat Keras
Golongan obat yang hanya boleh
diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai dengan
tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan
ini adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk
didalamnya narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.
Obat psikotropika adalah obat
keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
d. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Note:
1) Obat bebas dan obat bebas terbatas,
termasuk obat daftar W (Warschuwing) atau OTC (over the counter).
2) Pada obat bebas terbatas terdapat salah
satu tanda peringatan nomor 1- 6.
3) Obat keras nama lain yaitu obat daftar G
(Gevarlijk), bisa diperoleh hanya dengan resep dokter.
4) OWA (obat wajib apoteker) yaitu obat
keras yang dapat diberikan oleh apoteker pengelola apotek (APA), hanya bisa
didapatkan di apotek.
Obat Wajib Apotek (Owa)
Selain memproduksi obat generik,
untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat
pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA.
OWA merupakan obat keras yang
dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun
APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan
dalam penyerahan OWA.
Apoteker wajib melakukan
pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit
yang diderita.
Apoteker wajib memenuhi ketentuan
jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis
oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.
Apoteker wajib memberikan
informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara
pemakaian, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta
tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
· Jenis OWA
Tujuan OWA adalah memperluas
keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA
adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien.
Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep
hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi
sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Sesuai permenkes
No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan:
1) Tidak dikontraindikasikan untuk
penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas
65 tahun.
2) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud
tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3) Penggunaannya tidak memerlukan cara atau
alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit
yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat
keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Obat Generik versus Obat Paten
Obat generik adalah obat yang
mengandung zat aktif sesuai nama generiknya, contoh parasetamol generik berarti
obat yang dibuat dengan kandungan zat aktif parasetamol, dipasarkan dengan nama
parasetamol, bukan nama merek seperti Panadol (Glaxo), Pamol (Interbat), Sanmol
(Sanbe). Atau obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat paten adalah obat dengan
nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang
bersangkutan. Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator yaitu merek
dagang untuk Atorvastatin.
Produsen obat dalam negeri lebih
banyak mengeluarkan obat me-too, alias versi generik dari obat yang telah habis
masa patennya yang lalu diberi merek dagang. Kalangan perusahaan farmasi di
Indonesia — sekali lagi, yang lokal — cenderung memposisikan produk semacam ini
sebagai “obat paten” (mungkin karena mereknya didaftarkan di kantor paten),
walau sebenarnya lebih tepat disebut sebagai “branded generic”, alias obat
generik bermerek itu tadi.
Obat generik ditargetkan sebagai
program pemerintah untuk meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat luas khususnya dalam hal daya beli obat. Oleh karena pemasaran obat
generik tidak memerlukan biaya promosi (iklan, seminar, perlombaan, dll) maka
harga dapat ditekan sehingga produsen (pabrik obat) tetap mendapat keuntungan,
begitu pula konsumen mampu membeli dengan harga terjangkau.
Pada awal kebijakan ini
diluncurkan (awal tahun 1990-an), pemerintah mencanangkan penggunaan obat
generik (OG), artinya pabrik pembuat obat tidak boleh mencantumkan logo pabrik,
namun tetap mencantumkan nama pabriknya. Seiring berjalannya waktu, desakan
datang dari produsen obat menginginkan adanya logo pada obat buatannya. Maka
muncullah Obat Generik Berlogo (OGB). Pemerintah merasa perlu meluluskan
permintaan industri ini asal harga OGB tetap dikontrol oleh pemerintah
(khususnya Depkes). Oleh karena itu, sekarang dapat kita jumpai parasetamol
produk generik dengan logo yang berbeda-beda, contoh: Kimia Farma, Indo Farma,
Dexa Medica, Hexpharm, dll.
3. Macam-Macam Instruksi Dan Kode Aturan
Pakai
Dalam penggunaannya, obat
mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan
tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet
sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut
dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya
efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek,
maka perlu diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan
kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag
golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat
namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk
etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui
bentuk sediaan obat.
a. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
b. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi
bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
c. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak
dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa bahan tambahan.
1) Tablet kempa
Paling banyak digunakan, ukuran
dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.
2) Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan
rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
3) Tablet trikurat
Tablet kempa atau cetak bentuk
kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
4) Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah
larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi
hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
5) Tablet sublingual
Dikehendaki efek cepat (tidak
lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
6) Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan
diantara pipi dan gusi
7) Tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus
dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis "tidak
untuk langsung ditelan"
8) Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan
rasa pahit atau tidak enak.
d. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat
bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak
ditemukan pada seduhan jamu.
e. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang
terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang
tidak enak
b. menghindari kontak langsung
dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang
(memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang
tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain
menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain
ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
f. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak
dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
g. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan
dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal
(kulit).
h. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung
partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. macam suspensi antara
lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan
pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi
sirup kering.
i. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran
dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat
halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat
pengemulsi.
j. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat
dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
k. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau simplisia hewani
menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
memenuhi baku yang ditetapkan.
l. Infusa
Merupakan sediaan cair yang
dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat
celcius selama 15 menit.
m. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung
imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat
menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut kuman/virus/antigen.
n. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat
juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
o. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau
uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan
adalah :
· Penggunaan lokal -> memudahkan
defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
· Penggunaan sistematik -> aminofilin
dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti muntah,kloral hidrat untuk
sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.
p. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa
larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar.
Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan
setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam),
guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales
(tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).
q. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa
larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak
dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Aturan minum obat
Aturan minum obat yang paling
baik adalah sesuai dengan petunjuk. Penting diperhatikan adalah waktu yang
tepat untuk minum obat, agar didapatkan khasiat maksimal dari obat. Selain itu,
kerja obat yang tidak maksimal bisa menjadikan efek samping yang tidak
diinginkan. Misal saja, karena obat tidak terserap dengan maksimal menyebabkan
dosis berkurang, sehingga penyakit menjadi kebal. Sebagian obat diminum
setelah makan, namun yang lain mempunyai aturan minum sebelum makan. Bahkan,
ada obat yang dianjurkan diminum ketika sedang makan (di sela-sela waktu
makan). Selain itu, sebagian obat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang lain
diharuskan untuk dikunyah.
Berikut ini adalah beberapa
aturan minum obat dan juga cara mengkonsumsi ataupun larangan setelah minum
obat.
· Diminum Sebelum Makan
Biasanya, waktu minum obat adalah
1 jam sebelum makan. Untuk mendapatkan khasiat yang maksimal, obat diminum pada
saat perut dalam keadaan kosong. Oleh karena makanan bisa mengganggu proses
penyerapan obat ke dalam darah. Obat seperti ini tidak mengiritasi usus.
Sebagai contoh adalah obat maag tertentu.
· Diminum Sesudah Makan
Obat diminum sekitar 15 menit
setelah makan. Obat yang dianjurkan diminum setelah makan, salah satunya karena
mempunyai sifat mengiritasi lambung atau saluran pencernaan lain.
· Diminum Di Tengah Makan (Sedang Makan)
Obat tertentu, dianjurkan untuk diminum di
saat sedang makan. Demikian, karena obat bersangkutan menjadi rusak atau tidak
bermanfaat untuk kesembuhan apabila kontak dengan asam lambung. Terkadang,
beberapa obat yang mempunyai fungsi untuk membantu proses pencernaan atau
membantu penyerapan nutrisi makanan juga diminum ketika sedang makan.
· Diminum Bersama Air Putih
Air putih dapat memudahkan obat
untuk sampai di pencernaan, jika dibandingkan dengan air teh manis, kopi, dan
lain-lain; kecuali atas petunjuk dari dokter.
· Harus Dikunyah
Beberapa obat antasida/maag
aturan mengkonsumsinya adalah dengan cara dikunyah, dimaksudkan agar proses
penyerapan obat menjadi cepat.
· Harus Ditelan, Jangan Dikunyah
Obat demikian mempunyai lapisan luar
yang berguna untuk menghindari iritasi pada alat pencernaan atau mempunyai
fungsi lain. Lapisan ini akan hancur jika dikunyah.
· Harus Dihabiskan
Obat dalam kategori antibiotik
harus dihabiskan, meskipun penderita sudah sehat. Dosis yang telah diberikan
oleh dokter adalah ukuran untuk mematikan bakteri patogen keseluruhan. Apabila
tidak dihabiskan, kemungkinan meninggalkan bakteri patogen yang masih hidup.
Sehingga, suatu saat jika terjangkit penyakit lagi/kambuh akan menjadi resisten
(kebal) pada obat yang sama.
· Dilarang Mengendarai Kendaraan
Efek samping beberapa obat adalah
menyebabkan kantuk. Oleh karena itu, pengguna obat semacam ini tidak
diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan.
4. Macam-Macam Alergi , Penyebab Dan
Ciri-Cirinya
a. Jenis Alergi :
· Asma
Asma adalah peradangan saluran
pernafasan yang mengakibatkan kesulitan bernafas karena menyempitnya saluran
udara bronkial sehingga pasokan udara ke paru-paru menjadi kurang. Asma tidak
selalu disebut alergi, namun disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh
alergen yang terhirup. Gejala-gejala asma yang umum adalah nafas pendek, batuk,
nafas berbunyi dan dada sesak.
· Alergi Selaput Lendir hidung
(Rhinitis)
Alergi jenis ini dapat didiagnosa
karena ada peradangan di dalam saluran hidung. Alergi ini dialami oleh 1 dari 5
orang di Amerika dan dikenal sebagai gejala sakit yang umum diseluruh dunia.
Ini memicu berbagai gejala yang lain termasuk hidung tersumbat dan gatal,
bersin-bersin, mata berair, hidung beringus, post nasal drip (sensasi
menetesnya lendir di belakang hidung)
dan hidung berair.
Alergi selaput lendir hidung
secara garis besar digolongkan menjadi dua grup, yaitu terus-menerus dan
musiman. Alergi yang terus menerus disebabkan oleh kontak dengan alergen secara
terus menerus seperti debu dan tungau (kutu mikroskopik), jamur dan bulu
binatang. Alergi jenis ini yang musiman juga disebut sebagai demam rumput
kering (hay fever), disebabkan serbuk sari yang terbang musiman. Kejadian
alergi musiman akan timbul disaat musim serbuk sari berkembang.
· Alergi mata atau alergi Konjungtivitis
Alergi ini disebabkan oleh
peradangan selaput yang meliputi bola mata dan struktur dibawah bola mata. Ada
5 gejala umum dari alergi konjungtivitis
yaitu, bertambahnya produksi airmata, putih mata menjadi merah begitu juga
bagian dalam kelopak mata, mata menjadi gatal, pandangan kabur dan pembengkakan
kelopak mata atau sekitarnya.
· Alergi Eksim
Alergi eksim atau kulit meradang
adalah alergi akibat bakteri yang berkembang di kulit. Karakter umum alergi
kulit ini adalah peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal ataupun tidak
gatal. Gejalanya berbeda pada tiap orang.
· Kulit berbintik-bintik merah, gatal
dan bengkak.
Dikenal juga dengan urtikaria,
karakter alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di
beberapa bagian kulit yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi
gatal dan kadang menyebabkan rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa
muncul pada semua bagian tubuh termasuk permukaan kulit, telinga, tenggorokan
dan lidah. Biasanya berbentuk bentol-bentol kecil, tapi pada beberapa kasus,
urtikaria bisa menyebabkan benjolan sebesar piring makan.
· Alergi Makanan
Ini adalah payung dari alergi
yang biasanya disebut ketidak-toleranan terhadap jenis makanan. Ada beberapa
jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi yang umumnya timbul pada masyarakat
Amerika termasuk alergi susu, kacang, alergi telur, alergi ikan, alergi kerang
dan kedelai. Jelly Gamat luxor Solusi Alergi!!
b. Faktor Penyebab Alergi
Untuk membantu menjawab
pertanyaan ini, marilah kita lihat pada beberapa contoh-contoh rumah tangga
yang umum. Beberapa bulan setelah kedatangan seekor kucing didalam rumah, ayah
mulai mendapat mata-mata yang gatal dan episode-episode dari bersin. Satu dari
tiga anak mengembangkan batuk dan mencuit-cuit, terutama ketika kucing itu
masuk kedalam kamar tidurnya. Ibu dan kedua anak lainnya tidak mengalami reaksi
apa saja terhadap kehadiran kucing. Bagaimana kita menjelaskan ini ?
Sistim imun adalah mekanisme
pertahanan yang diorganisir oleh tubuh melawan penyerbu-penyerbu asing,
terutama infeksi-infeksi. Pekerjaannya adalah mengenali dan bereaksi terhadap
bahan-bahan asing ini, yang disebut antigens. Antigens adalah bahan-bahan yang
mampu menyebabkan produksi dari antibodi-antibodi. Antigens mungkin dapat atau
tidak dapat menjurus pada reaksi alergi. Allergens adalah antigens tertentu
yang menyebabkan reaksi alergi dan produksi dari IgE.
Tujuan dari sistim imun adalah
memobilisasi kekuatannya pada tempat penyerangan dan menghancurkan musuh. Salah
satu cara untuk melakukannya adalah dengan menciptakan protein-protein
pelindung yang disebut antibodi-antibodi yang khusus ditujukan melawan
bahan-bahan asing tertentu. Antibodi-antibodi ini, atau immunoglobulins (IgG,
IgM, IgA, IgD), adalah pelindung dan membantu menghancurkan partikel asing
dengan melekatkan dirinya pada permukaannya, dengan begitu membuat mudah
sel-sel imun lainnya untuk menghancurkannya. Bagaimanapun orang yang alergi, mengembangkan
tipe spesifik dari antibodi yang disebut immunoglobulin E, atau IgE, sebagai
tanggapan pada bahan asing tertentu yang umumnya tidak berbahaya, seperti
dander kucing. Ringkasannya, immunoglobulins adalah grup dari molekul-molekul
protein yang bekerja sebagai antibodi-antibodi. Ada 5 macam tipe-tipe yang
berbeda: IgA, IgM, IgG, IgD, dan IgE. IgE adalah antibodi alergi.
Pada contoh binatang kucing, ayah
dan anak perempuan termuda mengembangkan antibodi-antibodi IgE dalam jumlah
besar yang ditujukan melawan allergen kucing, dander kucing. Ayah dan anak
perempuan kini menjadi sensitif atau cenderung untuk mengembangkan
reaksi-reaksi alergi pada ekspose yang berikutnya dan berulang pada allergen
kucing. Secara khas, ada periode “sensitifitas” yang berkisar dari bulanan
sampai tahunan sebelum reaksi alergi. Walaupun mungkin adakalanya terjadi
reaksi alergi pada ekspose pertama kali pada allergen, pasti sebelumnya ada
kontak sehingga sistim imun bereaksi dengan cara ini.
IgE adalah antibodi yang dimiliki
oleh kita semua dalam jumlah kecil. Orang-orang yang alergi, bagaimanapun,
menghasilkan IgE dalam jumlah yang besar. Secara normal, antibodi ini penting
dalam melindungi kita dari parasit-parasit, namun tidak dari dander kucing atau
allergens. Selama periode sensitifitas, IgE dander kucing diproduksi berlebihan
dan melapisi sel-sel tertentu yang berpotensi meledak yang mengandung
bahan-bahan kimia. Sel-sel ini mampu menyebabkan rekasi alergi pada ekspose
berikutnya pada dander. Ini disebabkan oleh reaksi dari dander kucing dengan
dander IgE mengiritasi sel-sel dan menjurus pada pelepasan beragam bahan-bahan
kimia, termasuk histamine. Bahan-bahan kimia ini, pada gilirannya, menyebabkan
peradangan dan gejala-gejala alergi yang khas. Ini adalah bagaimana sistim imun
menjadi berlebihan dan disiapakn untuk menyebabkan reaksi alergi ketika
distimulasi oleh allergen.
Waktu ekspose pada dander kucing,
ibu dan kedua anak lainnya menghasilkan klas-klas antibodi-antibodi lainnya,
tidak satupun darinya menyebabkan reaksi alergi. Dalam anggota keluarga yang
tidak alergi, partikel-partikel dander dieliminasi oleh sistim imun dan kucing
itu tidak ada pengaruhnya pada mereka.
c. Ciri-ciri Alergi
· Sistem pernafasan. Gejala alergi pada
sistem pernafasn adalah batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin, sesak nafas,
mengi suara, mimisan, sakit telinga, tenggorokan gatal, suara serak.
· Mata. Gejala alergi pada mata adalah:
mata gatal, mata merah, mata berair, mata belekan, warna kehitaman di bawah
mata, bintitan.
· Sistem pencernaan. Gejala alergi
terhadap sistem pencernaan: nyeri perut, diare, sulit buang air besar, kembung,
dan sering kentut.
· Kulit. Gejala alergi pada kulit bisa
kulit gatal, kulit merah berbintik-bintik, kulit menebal, eksim, kulit menjadi
kebiruan/hitam, bibir menjadi bengkak.
5. Penggolongan Antibiotika
http://dwidafarm.files.wordpress.com/2011/07/antibiotik.jpg?w=200&h=170
Antibiotik adalah segolongan
senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme
bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan antibiotik untuk
meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang ini
justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik
yang tidak rasional.
a. Penggolongan Antibiotik berdasarkan
mekanisme kerjanya :
· Inhibitor sintesis dinding sel bakteri,
mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin
· Inhibitor transkripsi dan replikasi,
mencakup golongan Quinolone,
· Inhibitor sintesis protein, mencakup
banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan
Tetracycline
· Inhibitor fungsi membran sel, misalnya
ionomycin, valinomycin;
· Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti
golongan sulfa atau sulfonamida,
· Antimetabolit, misalnya azaserine.
b. Penggolongan Antibiotik berdasarkan
struktur kimia :
· Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin,
gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin,
streptomisin, tobramisin.
· Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem
(ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,
sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
· Glikopeptida
Diantaranya vankomisin,
teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
· Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida
(telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin,
klortetrasiklin).
· Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan
kolistin.
· Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat,
siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
· Streptogramin
Diantaranya pristinamycin,
virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
· Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan
AZD2563.
· Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan
trimetoprim.
· Antibiotika lain yang penting, seperti
kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.
c. Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya
kerjanya :
· Bakterisid
Antibiotika yang bakterisid
secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin,
sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida,
rifampisin, isoniazid dll.
· Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik
bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA,
sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk
dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,
trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.
Manfaat dari pembagian ini dalam
pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman
(carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated)
atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika
bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.
d. Penggolongan antibiotik berdasarkan
spektrum kerjanya :
· Spektrum luas (aktivitas luas)
Antibiotik yang bersifat aktif
bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram
negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin,
sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
· Spektrum sempit (aktivitas sempit)
Antibiotik yang bersifat aktif
bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau
gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya
bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya
bekerja terhadap kuman gram-negatif.
e. Penggolongan antibiotik berdasarkan
penyakitnya :
· Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi
Penicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram
(-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas
bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi
telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan
ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan
ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir &
menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin +
sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi,
syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada dosis amat tinggi
dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil
& menyusui
· Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur
Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif
dan negatif. Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan)
seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan
lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli,
Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin
berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:
ü
Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan
pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin,
sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi
saluran pernafasan yang tidak serius
ü
Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat
terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
ü
Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi
Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim,
seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama
untuk sifilis
ü
Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan
sefepim
· Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces
lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk
mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada
kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih
sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.
Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara
topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin
(klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).
· Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces
aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk
mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk
infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker,
konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya
pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.
Contoh obatnya yaitu :
Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat
bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat
bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum
kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa.
Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan
mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan
& pada anak kecil.
· Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap
Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida
kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H.
influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya
yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Penggunaannya secara
oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia
aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan
meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3%
tetes/salep mata 0,25-1%.
Contoh obatnya adalah
Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.
· Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik.
Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada
infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas
seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian
bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis,
dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu
sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.
Contoh obatnya : eritromisin,
klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
· Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase
pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat
sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran
pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan
kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated
akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam
tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax
inhalational.
Penggolongan :
ü
Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa
komplikasi
ü
Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin,
pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk
infeksi sistemik lain.
Zat-zat long acting : misal
sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan
meliputi gram positif.
· Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi
Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi
pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.
Contoh obatnya : streptomisin,
kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida
Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada
endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan
Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara
topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada
organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.
· Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium
violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam
lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas,
H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
· Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum
luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik.
Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan
oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida :
trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan
sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan
5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
Infeksi saluran kemih :
kotrimoksazol
Infeksi mata : sulfasetamid
Radang usus : sulfasalazin
Malaria tropikana : fansidar.
Mencegah infeksi pada luka bakar
: silver sulfadiazine.
Tifus : kotrimoksazol.
Radang paru-paru pada pasien AIDS
: kotrimoxazol
Sebaiknya tidak digunakan pada
kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia
· Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces
orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan
anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi
Penggunaan Antibiotik kombinasi :
· Pada infeksi campuran, misalnya
kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau, dua antibiotik dengan
spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk memperluas aktifitas terapi
: Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.
· Untuk memperoleh potensial, misalnya
sulfametoksazol dengan trimetoprim (kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan
gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir)
terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat baik.
· Untuk mengatasi resistensi, misalnya
Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir enzim penisilinase.
· Untuk menghambat resistensi, khususnya
pada infeksi menahun seperti tuberkulosa (rifampisin + INH + pirazinamida) dan
kusta (dapson + klofazimin dan/atau rifampisin).
· Untuk mengurangi toksisitas, misalnya
trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing komponen dapat dikurangi.
http://mama-kuliah.blogspot.com/2013/05/proses-interaksi-obat-dengan-makanan.html