BAHAYA
FORMALIN PADA MAKANAN
Sekarang ini
banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif
dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk
pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan
dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan
juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan
bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus
berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami
berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang
seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
Salah satu
bahan kimia yang berakibat fatal apabila di campur atau digunakan sebagai bahan
pengawet pada makanan yang sering dijumpai pada fenomena sekarang ini yaitu
formalin.
Formalin
adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di
pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan
kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang
beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
Formalin
merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam
sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh.
Formalin
tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa
gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada
akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya. Selain
itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi
lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat
mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang
mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan
kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila
menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam
menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Kita harus
berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama
makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin. Oleh karena
itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang
diberi formalin:
a. Mi basah
Penggunaan
formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada
suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak
lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada
pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
B. Tahu
Tahu
merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa
saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila
menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu
biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa
formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak
sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras,
namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak
rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga
sangat kenyal.
D. Ikan
segar
Ikan segar
yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia
tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna
insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan
putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin
yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi
bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena
masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang
tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu
kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
Mengenal
Formalin dan Bahayanya
Formalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan
pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.
Nama lain
formalin:
- Formol -
Methylenealdehyde - Paraforin
- Morbicid -
Oxomethane – Polyoxymethylene glycols
- Methanal -
Formoform – Superlysoform
- Formic
aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene
- Methyl
oxide - Karsan - Trioxane
-
Oxymethylene - Methyleneglycol
Penggunaan
formalin
* Pembunuh
kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan
pakaian
pakaian
* Pembasmi
lalat dan berbagai serangga lain
* Bahan
pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
* Dalam
dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
* Bahan
pembuatan pupuk dalam bentuk urea
* Bahan
pembuatan produk parfum
* Bahan
pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
* Pencegah
korosi untuk sumur minyak
* Bahan
untuk insulasi busa
* Bahan
perekat untuk produk kayu lapis (plywood)
* Dalam
konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk
berbagai
barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat
sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.
barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat
sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.
Bahaya bila
terpapar oleh formalin
Bahaya utama
Formalin
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.
Bahaya
jangka pendek (akut)
1. Bila
terhirup
* Iritasi
pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan serta batuk-batuk.
* Kerusakan
jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan
paru.
* Tanda-tada
lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang
berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
* Pada
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Bila
terkena kulit
Apabila
terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah,
mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3. Bila
terkena mata
* Apabila
terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya
sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
* Bila
merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan
pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4. Bila
tertelan
* Apabila
tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang
hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar
hingga koma.
* Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan syaraf pusat dan ginjal.
Bahaya
jangka panjang (kronis)
1. Bila
terhirup
Apabila
terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit
kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual,
mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru.
* Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
* Gangguan
haid dan kemandulan pada perempuan
* Kanker
pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2. Bila
terkena kulit
Apabila
terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan
terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3. Bila
terkena mata
Jika terkena
mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata.
4. Bila
tertelan
jika
tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa
gatal di dada.
s
Tindakan
Pencegahan:
1. Terhirup
* Untuk
mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker,
kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke
dalam hidung atau mulut.
* Lengkapi
sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan.
2. Terkena
mata
* Gunakan
pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
* Sediakan
kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi
keadaan darurat.
3. Terkena
kulit
* Gunakan
pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
* Gunakan
sarung tangan yang tahan bahan kimia.
4. Tertelan
Hindari
makan, minum dan merokok selama bekerja. Cuci tangan sebelum makan.
Tindakan
pertolongan pertama
1. Bila
terhirup
Jika aman
memasuki daerah paparan, pindahkan penderita ke tempat yang aman. Bila perlu,
gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan
buatan. Segera hubungi dokter.
2. Bila
terkena kulit
Lepaskan
pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20
menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak
ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka
dengan pakaian yag kering, steril dan longgar. Bila perlu, segera hubungi
dokter.
3. Bila
terkena mata
Bilas mata
dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan
tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan
garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas
air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit. Segera
bawa ke dokter.
4. Bila
tertelan
Bila
diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit.
Cara
penyimpanan formalin :
* Jangan
disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 15 0C.
* Tempat
penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium murni, polietilen
atau poliester yang dilapisi fiberglass.
* Tempat
penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel atau campuran
seng dengan permukaan yang tidak dilindungi/dilapisi.
* Jangan
menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada di atas 60
derajat Celsius.
Peran
pemerintah dalam memberantas aformalin di Indonesia
Walaupun
penyebaran formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum,
pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini.
Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin sebagai bahan
pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya,
pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM,
seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic
cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998
tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan
sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses
produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan
pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut,
hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan
undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas
seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan
formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Dari data
angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut
anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan dari
pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak,
sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19
orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.
Dari hasil
angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena
lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang.
Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam
menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat
membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam
menangani masalah ini.
http://apriyantopakayakesmasung2009.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar