OBAT SUSUNAN
SARAF PUSAT
Obat yang bekerja pada susunan
saraf pusat (SSP) yang memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat tersebut
mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara
umum. Beberapa kelompok obat memperlihatkan selektivitas yang jelas misalnya
analgesik antipiretik yang khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu dan pusat
nyeri tanpa pengaruh jelas terhadap
pusat lain. Sebaliknya anestetik umum dan hipnotik sedatif dan merupakan
penghambat SSP yang beifat umum sehingga takar lajak yang berat selalu disertai
koma.
Pembagian
obat dalam kelompok yang merangsang dan kelompok yang menghambat SSP tidak
tepat, karena psikofarmaka misalnya menghambat fungsi bagian SSP tertentu dan
merangsang bagian SSP tetapi tidak dapat memperlihatkan efek perangsangan.
Sebaliknya perangsangan SSP dosis besar selalu disertai depresi pasca
perangsangan.
A. ANESTETIK UMUM
Sampai saat
ini mekanisme terjadinya anestesia belum jelas meskipun dalam bidang fisiologi
SSP dan susunan saraf perifer terdapat kemajuan hebat, maka timbul berbagai
teori berdasarkan sifat obat anestetik, misalnya penurunan tranmisi sinaps,
penurunan konsumsi oksigen dan penurunan aktifitas listrik SSP. Beberapa teori
dibawah ini telah dikemukakan .
1. Teori koloid
2. Teori lipid
3. Teori adsorpsi dan Tegangan Permukaan
4. Teori biokimia
5. Teori Neurofisiologi
6. Teori fisika
Efek samping
obat Anestetik Umum
1. Efek Anestetik Inhalasi
1. Muntah yang dapat menyebabkan aspirasi
bisa terjadi sewaktu induksiatau sesudah operasi
2. Influran dan halotan menyebabkan depresi
miokard yang dose related, sedangkan
insoflurandan N2O tidak
insoflurandan N2O tidak
3. Gangguan fungsi hati ringan sering timbul
pada penggunaan anestetik inhalasi
4. Dapat terjadi oliguria reversibel karena
menurunnya aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus
glomerulus
5. Suhu badan menurun karena vasodilatasi
dan penekanan termoregulasi
2. Efek Anestetik Parenteral
1. Efek samping derivat barbiturat antara
lain kantuk disertai menguap, batuk dan spasme
laring
laring
2. Hipotensi terjadi terutama pada penderita
dengan kontraktilitas jantung menurun
3. Ekstravasasi dapat menimbulkan nekrosis
jaringan dan gangren
Macam-macam
Obat Anestetik Umum
1. Anestetik gas
2. Anestetik yang menguap
3. Anestetik parenteral
B. HIPNOTIK – SEDATIF DAN ALKOHOL
Macam –
Macam obat Hipnotik-Sedatif dan alkohol
1. Benzodiazepin
Mekanisme
kerja dan tempat kerja pada SSP
Ø Kerja benzodiazepin terutama merupakan
potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma – aminobutirat (GABA) sebagai
indikator. Pendapat ini ditunjang oleh hasil elektrofisiologik dan perilaku
hewan coba yang menunjukkan adanya penghambatan efek benzodiazepin oleh
antagonis GABA, seperti bikukulin atau penghambat sintesis GABA misalnya
tiosemikarbasid
Efek samping Benzodiazepin dengan dosis
hipnotik pada saat mencapai kadar plasma puncaknya dapat menimbulkan efek
samping sebagai berikut :
1. Light headedness
2. Lassitude
3. Lambat bereaksi
4. Inkoordinasi motorik
5. Ataksia
6. Gangguan fungsi mental dan psikomitor
7. Gangguan koordinator berpikir
8. Bingung
9. Disatria
10. Amnesia anterograd
11. Mulut kering dan terasa pahit
Indikasi :
Benzodiazepin digunakan untuk mengobati insomnia, ansietas, kaku otot, medikasi
preanestesi dan anestesi
Macam-macam
Benzodiazepin
1. Flurazepam
Untuk
mengatasi insomnia
Efek
Sampingnya pusing, vertigo, ataksia, dan gangguan keseimbangan, terutama pada
manula dan penderita yang keadaannya lemah.
2. Lorazepam
Digunakan
dalam medikasi preanestik, karena secara parenteral memperlihatkan amnesia
anterograd. Digunakan juga untuk pengobatan status epilepsi, sindroma
abstinesia alkohol akut, dan katatonia akibat neuroleptik
Efek
sampingnya sedasi 15%, pusing 6,9%, lesu 4,2%, dan ataksia 3,4%. Reaksi ini
terjadi pada 50% penderita selama pemberian obat , sebagian lagi biasanya
bereaksi terhadap dosis yang lebih rendah. Obat harus digunakan secara
hati-hati pada wanita hamil.
3. Temazepam
Untuk
pengobatan insomnia
Efek
sampingnya kantuk, pusing, letargi, kebingungan, dan gangguan saluran cerna
4. Triazolam
Efektif
untuk mengobati insomnia sementara, digunakan juga sebagai anestesi premedikasi
Efek
sampingnya kantuk, pusing, dan sakit kepala.
C. BARBITURAT
Barbiturat
selama beberapa saat setelah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan
sedatif
Mekanisme
Kerja Pada SSP
Ø Barbiturat bekerja pada seluruh SSP,
walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis nonanestesi terutama
menekan respons pasca sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps
GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui
GABA sebagai mediator.
Barbiturat
memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi
sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja
benzodiazepin, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonis
GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi
SSP yang berat.
Efek Samping
1. Hangover
Gejalaini
merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir
A. OBAT – OBAT REMATIK
Arthtritis
rheumatica, singkatannya AR atau RA. Rematik atau rema adalah penyakit sendi
kronis dan sistemis yang termasuk kelompok gangguan auto imun. Yang bercirikan
perubahan-perubahan beradang kronis dari sendi dan membrannya (synovium) dan
kemudian dekstrusi tulang rawan dengan perubahan anatomis. Bagian khusus yang
dihinggapi rema adalah bagian persendian tangan dan kaki, lutut, bahu dan
tengkuk.
Gejalanya
yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi tersebut. Nyeri ini
paling hebat pada asaat bangun pagi dan umumnya berkurang setelah melakukan
aktivitas. Gejala lainnya adalah perasaan lelah dan malaise umum. Kurang lebih
20% dari pasien terdapat benjolan-benjolan kecil dibawah kulit (noduli),
terutama dibagian jemari serta pergelangan tangan dan kaki.
v PENGOBATAN
1. NSAIDs (non-steroidal anti-inflamatory
drugs)
Sebagai
analgetika antiradang yang sangat berguna terhadap gejala rema.
Penggolongan
secara kimiawi :
a. Salisilat
Efek
sampingnya sangat berisiko, maka obat ini jarang diginakan pada rema
b. Asetat : diklofenac, indometasin, dan
sulindac (clinoril)
Indometasin
termasuk obat yang terkuatdaya antiradangnya
Efek
sampingnya lebih sering menyebabkan keluhan pada lambung usus
c. Propinal : ibuprofen, ketoprofen,
flurbiprofen, naproksen, tiaprofenat
d. Oxicam : piroxicam, tenoxicam, dan meloxicam
e. Pirazolon : (oksi) fenilbutazon dan
azapropazon (prolixan)
f. Obat lainnya : mefenaminat, nebumeton,
benzidamin dan bufexamac (parfenac)
Benzidamin
berkhasiat antiradang agak kuat, tetapi kurang efektif pada gangguan rematik
Efek samping penggunaan
NSAIDs
a. Efek ulcerogen : mual, muntah, nyeri
lambung, tukak lambung ususdan perdarahan samar (occult) yang disebabkan
perintangan sintesa prostacyclin dan kehilangan daya perlindungan
b. Gangguan fungsi ginjal : insufisiensi,
nefritis interstisiil dan kelainan pada regulasi air dan elektrolit
c. Agregasi trombosit bersifat reversibel
d. Reaksi kulit
e. Bronchokontriksi
f. Efek sentral : nyeri kepala, pusing,
tinnitus, termangu-mangu, sukar tidur
g. Lain-lain : gangguan fungsi hati, gangguan
haid, jarang anemia aplastisikan
h. Wanita hamil tidak boleh diberikan NSAIDs
selama triwulan terakhir
2. DMARDs (disease-modifying antirheumatic
drugs)
Dapat
menghentikan atau memperlambat progres kerusakan tulang rawan. Selain itu juga
memiliki khasiat anti radang kuat. DMARDs ini juga merupakan toksik bagi darah
dan ginjal.
Efek
sampingnya bisa sangat hebat, terutama supresi pada sumsum tulang yang dapat
menimbulkan kelainan darah yang berbahaya. Maka penggunaannya senantiasa perlu
disertai dengan monitoring ketat dari gambaran darah serta fungsi hati dan
ginjal.
Macam-macam
DMARDs :
a. Sulfasalazin atau hidroksiklorokuin
Sering kali
dianggap sebagai pilihan pertama pada RA yang progresif hebat. Jarang ada efek
samping pada penggunaan jangka panjang. Klorokuin juga dapat digunakan, tetapi
resiko retinopati lebih besar
b. Emas (auranofin) dan penilsilamin
Digunakan
bila obat-obat sulfasalazin belum berhasil
c. Imunosupresiva : metotreksat, azatioprin dan
siklofosfamida
Sitotastika
ini berkhasiat sebagai imunosupresif dan sangat efektif pula. Siklofosfamida
diberikan sebagai obat terakhir pada kasus parah (vasculitis) yang mengancam
jiwa
d. TNF-alfa-blockers
Baru
digunakan sebagai tindakan terakhir bila obat-obat lain tidak ampuh lagi
3. KORTIKOSTEROIDA
Melalui
intra-artikuler kortikosteroida digunakan pada keadaan kaku dan nyeri hebat di
sendi.
4. Obat-obat Alternatif : vitamin C, vitamin E,
EPA / DHA, bromelain dan papain
Vitamin C
berguna untuk menghambat peradangan dan menginaktifkan radikal bebas (nyeri
berkurang)
EPA / DHA
berguna untuk menghambat sintesa PgE2
Obat – obat
ini dapat diminum sebagai tambahan (food suplemen) pada terapi regular
* ZAT-ZAT TERSENDIRI
A.
ANALGETIKA ANTIRADANG (NSAID)
a. Asam mefenaminat : mefenamic acid, Menin,
Ponstan
Obat ini
banyak digunakan sebagai obat antinyeri dan anti rema, walaupun dapat
menimbukan gangguan lambung-usus, terutama dispepsia dan diare pada orang-orang
yang sensitif. Tidak dianjurkan untuk anak-anak
b. Celecoxib (Celebrex)
Menghambat
selektif COX2
Berhubung
dengan efek jantung berbahaya dari senyawa coxib lainnya, maka obat hendaknya
digunakan dengan dosis serendah mungkin untuk jangka waktu singkat
*Rofecoxib
(Vioxx)
Berkhasiat
COX-2-blocker selektif dengan BA 93%, PP 85% dan masa paruh k.l.17 jam
Efeknya pada
artrose nampak setelah k.l.1 minggu dan bisa menyebabkan infrak jantung fatal.
*Etoricoxib
(Arcoxia)
Khasiatnya
sama dengan celecoxib dan dapat digunakan pula pada encok akut
Efek
sampingnya yang khas dari obat ini adalah meningkatkan tekanan darah
c. Diklofenac : voltaren, cataflam, arthrotec
Sering
digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok. Secara
pariental sangat efektif untuk menanggulangi nyeri kolik hebat (kandung kemih
dan kandung empedu)
Efek
analgetisnya timbul setelah 1 jam, secara rektal dan intramuskuler lebih cepat
d. Fenilbutazon : Butazolidin, Irgapan, Pehazon,
New seklan
Berkhasiat
sebagai antiradang yang lebih kuat daripada kerja analgetisnya
Efek
smpingnya berbagai macam dan terjadi pada rata-rata 30% dari pasien dan tidak
tergantung dari dosis. Yang terpenting adalah supresi sum-sum tulang hebat
dengan agranulositosis, anemia aplastis (dengan angka kematian tinggi),
leukopenia dan kelainan darah lainnya.
*Oksifenilbutazon
(Sponderil, Tanderil)
Tidak
berdaya pada urikosuris
e. Ibuprofen : Brufen, Arthrofen
Paling
banyak digunakan dan memiliki efek samping yang ringan
*Ketoprofen
(Profenid, Orudis, Oscorel)
Adalah
derivat benzoil yang sedikit lebih kuat khasiatnya. Efek sampingnya lebih
sering terjadi.
*Asam
tiaprofenat (surgam)
Adalah
derivat thienil (sebagai ganti fenil) dari asam propionat dengan khasiat
analgetis dan antiradang kuat. Gangguan saluran kemih dan cystitis lebih sering
terjadi, maka terapi harus segera dihentikan bila timbul keluhan
f. Indometasin : Confortid, Indocid
Derivat
indolilasetat ini berkhasiat amat kuat, dapat disamakan dengan diklofenac,
tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan
perdarahan occult
*Sulindac
(Clinoril)
Adalah juga
derivat indolilasetat dengan daya antiradang lebih lemah, tetapi efek
sampingnya juga kurang hebat, khususnya kurang bersifat nefrotoksis
g. Naproksen (Naxen, Naprosyn)
Derivat 6
metoksi 2 naftil dari propionat ini berdaya analgetis dan antiradangbaik, maka
sering digunakan pada berbagai keadaan nyeri, juga untuk mengatasi serangan
encok akut
*Nabumeton
(Goflex, Mebutan)
Juga derivat
6 metoksi 2 naftil dengan rumus mirip naproksen tetapi tidak bersifat asam.
Produk ini memiliki khasiat antiradang lemah yang agak selektif, artinya lebih
kuat menghambat COX-2 daripada COX-1
Efek
sampingnya terhadap lambung lebih ringan
h. Piroxicam (Feldene, Brexine)
Derivat
benzothiazin ini berkhasiat analgetis, antipiretis, antiradang kuat dan bekerja
lama. Digunakan juga untuk nyeri haid dan serangan encok
*Tenoxicam
(Tilcotil)
Derivat
oxicam dengan khasiat dan sifat yang mirip piroxicam
*Meloxicam
(Movi-Cox)
Derivat
oxicam yang agak selektif menghambat COX-2 lebih kuat daripada COX-1, sehingga
kurang merangsang mukosa lambung
B. OBAT-OBAT BUKAN NSAID
a. Benzidamin : Tantum
Struktur
derivat imidazol ini mirip rumus indometasin, tetapi kerja antiradangnya berlainan
dari analgetika antiflogistis dan kortikosteroida. Obat ini tidak digunakan
sebagai obat rema, melainkan terhadap peradangan dan pembengkakan sesudah
pembedahan dan trauma, misalnya pada luka akibat olah raga (jatuh,keseleo,dsb),
juga sebagai obat kumur pada radang mulut dan tenggorokan
Efek
sampingnya agak ringan dan berupa gangguan lambung usus, kadang kala juga
penglihatan ganda, tachycardia dan debar jantung. Pada pengguanaan lokal dapat
terjadi iritasi
*Glucosamin-sulfat
(GS)
Zat alamiah
yang terdapat dalam tubuh dan berbagai bahan makanan, khususnya daging hewan.
Struktur kimianya terdiri dari glukosa dan glutamin yang sangat penting bagi
pemeliharaan keseimbangan dari susunan tulang rawan. Hal ini dicapai antara
lain dengan stimulasi pembentukkan proteoglycan baru dan dengan demikian
mencegah penyusutan tulang rawan. Selain itu obat ini berguna untuk
menghilangkan rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi yang sudah di hinggapi
artrose
*Chondroitin
sulfat (CS)
Bersifat
menarik air dan juga menstimulir produksi proteoglycan, GAG dan kolagen, juga
mendorong proteoglycan untuk mengikat air yang perlu bagi kelenturan sendi. CS
juga berperan sebagai inaktivasi dari enzim-enzim tertentu yang merombak tulang
rawan.
b. Miprosotol : Cytotec, *Arthrotec
Ester metil
ini dari prostaglandin E1 berkhasiat menghambat produksi asam lambung dan
melindungi mukosa. Obat ini juga digunakan untuk terminasi kehamilan pada
kasus-kasus tertentu
Efek
sampingnya berupa diare dan gangguan lambung usus lain (mual, disepsi, nyeri
perut, flatulensi), sakit kepala, pusing, dysmenorrea dan perdarahan
c. Metilsulfonilmetan : MSM 32
MSM adalah
senyawa sulfur alamiah yang terdapat dalam semua organisme hidup, misalnya
daging, susu hewan, sayur mayur, dan buah-buah segar. MSM adalah sumber sulfur
terpenting bagi manusia untuk pembentukan tulang rawan, keratin dan beberapa
asam amino esensial. Digunakan kedokteran alternatif terutama sebagai zat
antinyeri dan antiradang pada rema dan artrosis sebagai penghalau nyeri berkat
dayanya untuk menghambat degenerasi dan memelihara tulang rawan dan kelenturan
sendi
C. DMARDs
(OBAT-OBAT SLOW ACTING)
a. Auranofin : Ridaura
Senyawa
glukosa ini berkhasiat antiradang dan imunosupresif, juga menghambat produksi
faktor rema (IgM).
Efek
sampingnya sering terjadi dan bersifat hebat, yang mengakibatkan gagalnya
terapi, terutama pada sediaan i.m. Sangat berbahaya karena tak jarang menimbulkan
kematian yang disebabkan oleh aplasia sumsum tulang dengan kelainan darah dan
gangguan ginjal. Disamping itu juga timbul gangguan lambung usus, reaksi kulit,
pruritus, stomatitis, dan conjunctivitis.
b. Klorokuin (F.I) : Resochin, Nivaquin
Selain pada
rema, derivat 4 aminokuinolin ini digunakan pula pada malaria (serangan dan
profilaksis), amebiasis hati dan S.L.E.
Efek samping
pada terapi lama berupa gangguan lambung usus, reaksi kulit, sakit kepala, dan
pusing. Yang lebih serius adalah penglihatan menjadi buram akibat adanya
endapan di kornea (reversibel), juga retinopati akibat pergeseran pigmen yang
dapat mengakibatkan kebutaan, ketulian ireversibeldan kelainan darah. Oleh
karena itu kondisi mata dan gambaran darah harus selalu diawasi secara teratur.
Overdose dapat mengakibatkan konvulsi, penghentian pernafasan dan jantung.
http://niluhdewicitrawati.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar