Metabolisme dan Fotosintesis
Metabolisme adalah rangkaian
reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir.
Metabolisme terjadi pada setiap makhluk hidup tak terkecuali pada tumbuhan.
Metabolisme pada tumbuhan lebih kita kenal sebagai fotosintesis. Untuk
melakukan metabolisme dengan lebih cepat, makhluk hidup memerlukan suatu
protein yang disebut enzim. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika
kita membahas sedikit mengenai enzim terlebih dahulu sebelum memasuki materi
metabolisme.
Enzim
Enzim
merupakan suatu protein yang bertindak sebagai katalis dalam makhluk hidup,
oleh karena itu enzim disebut juga sebagai biokatalisator. Molekul awal
(substrat) yang bereaksi dalam suatu reaksi nantinya akan dikatalis oleh
enzim dan menghasilkan molekul baru (produk).
Enzim
Berdasarkan Lokasi Bekerjanya
Berdasarkan
lokasi bekerjanya, enzim dibagi menjadi dua yaitu enzim intraseluler dan
enzim ekstraseluler. Enzim intraseluler merupakan enzim yang bekerja di
dalam sel, seperti enzim katalase yang memecah senyawa berbahaya H2O2 (hidrogen
peroksida) di dalam hati. Enzim ekstraseluler merupakan enzim yang dbiuat di
dalam sel lalu dikeluarkan untuk melakukan fungsinya seperti enzim-enzim
pencernaan (amilase, lipase, dll.).
Komponen
Enzim
Enzim
tersusun dari komponen protein yang disebut apoenzim. Beberapa enzim
juga memiliki komponen non-protein berupa zat organik yang disebut kofaktor untuk
melakukan fungsinya. Enzim yang terikat dengan kofaktor disebut dengan holoenzim.
Berikut adalah beberapa jenis kofaktor.
- Ion organik terikat dengan suatu enzim atau substrat kompleks sehingga mampu membuat fungsi enzim menjadi lebih efektif. Contohnya saja ion klorida dan kalsium pada enzim amilase.
- Gugus prostetik terdiri dari molekul-molekul organik yang terikat rapat dengan enzim. Contohnya adalah heme, yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang mengandung besi. Heme adalah gugus prostetik pada beberapa enzim seperti katalase, peroksidase, dan sitokrom oksidase (dalam respirasi seluler).
- Koenzim adalah kofaktor yang terdiri dari molekul organik non-protein kompleks yang terikat renggang dengan enzim. Koenzim berperan untuk memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain. Contohnya adalah vitamin dan turunan vitamin seperti NAD+ (nicotinamide Adenine Dinukleotide) yang berperan dalam respirasi seluler.
Cara
Kerja Enzim
Enzim
bekerja sebagai katalis di dalam tubuh kita. Enzim mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu reaksi. Kerja enzim bisa dijelaskan melalui
dua teori yaitu lock and key theory dan induced fit
theory.
- Lock and key theory menjelaskan bahwa enzim dan substrat bergabung menjadi kompleks seperti kunci yang masuk ke dalam gembok. Hanya molekul tertentu saja yang bisa menjadi substrat bagi enzim. Di sini enzim digambarkan sebagai gembok dan substrat sebagai kuncinya.
- Induced fit theory menjelaskan bahwa sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel sehingga ia mampu menyesuaikan bentuk dengan berbagai substrat dan membentuk kompleks.
Sifat
Enzim
Berikut
ini adalah beberapa sifat dari enzim sebagai biokatalisator.
- Enzim memiliki sifat protein karena pada dasarnya enzim addalah protein. Enzim memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung untuk bekerja (pH, temperatur, konsentrasi ion, dsb.).
- Enzim bekerja sebagai katalis yaitu mengubah kecepatan reaksi tanpa mengubah hasil produk.
- Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit karena sedikit enzim mampu meningkatkan kecepatan reaksi menjadi cukup tinggi.
- Enzim dapat bekerja bolak-balik sehingga ia dapat membentuk dan mengurai senyawa.
- Enzim dipengaruhi faktor lingkungan seperti suhu, pH, aktivator, inhibitor, dan konsentrasi substrat.
Faktor
yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Berikut
adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim.
- Suhu yang tinggi mempermudah substrat terikat dengan enzim. Walau begitu, enzim memiliki temperatur optimum untuk dapat bekerja yaitu 40oC. Di atas suhu tersebut enzim akan mengalami denaturasi yaitu hilangnya kemampuan enzim untuk mengikat substrat.
- pH optimum yang dimiliki tiap enzim berbeda-beda bergantung fungsi dan lokasinya. Contohnya enzim pepsin dalam lambung bekerja optimum pada pH 2 (sangat asam) sedangkan enzim amilase dalam mulut pada pH 7,5 (sedikit basa) bekerja optimum.
- Aktivator dan Inhibitor bekerja berlawanan. Aktivator berfungsi mempermudah ikatan enzim dengan substrat, sebaliknya dengan inhibitor.
- Konsentrasi tinggi pada enzim akan mempercepat reaksi, sehingga bisa disimpulkan bahwa konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Metabolisme
Seperti
yang sudah dijelaskan di awal tadi, metabolisme adalah rangkaian reaksi kimia
dalam tubuh kita. Reaksi ini tidak bersifat bolak-balik, melainkan satu arah
dan akan menyebabkan reaksi berantai.
Tujuan
Metabolisme
Berdasarkan
tujuannya, metabolisme dibagi menjadi dua yaitu katabolisme dan anabolisme.
- Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul besar lalu produk akhirnya adalah molekul kecil.
- Anabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya molekul kecil lalu produk akhirnya adalah molekul besar.
Baik katabolisme dan
metabolisme tersebut pun masing-masing memiliki banyak contoh. Beberapa proses
katabolisme dan metabolisme yang akan dibahas di sini antara lain adalah
metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein. Namun, kita akan lebih
memfokuskan kepada yang paling penting yaitu metabolisme karbohidrat.
Katabolisme
Karbohidrat
Katabolisme
karbohidrat meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida dan
pemakaian glukosa (monosakarida) dalam proses respirasi untuk menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.
Pemecahan
polisakarida menjadi disakarida seperti
glukosa, galaktosa, dan fruktosa terjadi di sepanjang saluran pencernaan dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan. Di dalam mulut, enzim ptialin yang
terdapat dalam air ludah akan menghidrolisis pati menjadi maltosa yang
merupakan disakarida glukosa. Di dalam usus dua belas jari, getah pankreas yang
mengandung enzim amilase juga akan menghidrolisis pati seperti enzim ptialin.
Kemudian, disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan polimer glukosa akan
dipecah menjadi monosakarida oleh empat enzim yaitu laktase, sukrase, maltase,
dan destrinase. Laktosa dipecah menjadi molekul glukosa dan galaktosa. Sukrosa
dipecah menjadi molekul glukosa dan fruktosa. Maltosa akan dipecah menjadi
molekul-molekul glukosa.
Pemakaiana
glukosa (monosakarida) dalam respirasi merupakan cara sel untuk memperoleh
energi dalam bentuk ATP. Respirasi dibagi menjadi dua yaitu respirasi aerob dan
respirasi anaerob.
Respirasi
Aerob
Respirasi
aerob merupakan peristiwa pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari
pernapasan. Oksigen akan digunakan sebagai penerima elektron terakhir dalam
pembentukan ATP. Respirasi pada tingkat organisme berupa pertukaran oksigen
dengan karbon dioksida di dalam alveolus paru-paru. Sedangkan resprasi pada
tingkat sel terjadi di dalam mitokondria. Berikut ini adalah reaksi singkat
yang terjadi selama respirasi aerob.
Respirasi
aerob terbagi menjadi tiga tahap yaitu glikolisis, siklus krebs, dan sistem
transpor elektron.
Glikolisis terjadi di dalam
sitoplasma. Di tahap ini terdapat dua langkah reaksi yaitu langkah memerlukan
energi dan melepaskan energi. Awalnya dibutuhkn 2 ATP untuk mentransfer gugus
fosfat ke glukosa, sehingga glukosa memiliki simpanan energi yang lebih tinggi
untuk reaksi pelepasan energi nantinya. Jadi, glikolisis adalah reaksi
pelepasan energi yang memecah 1 molekul glukosa atau monosakarida yang llain
menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP.
Siklus
krebs merupakan
tahap kedua respirasi aerob. Tahapnya adalah 2 molekul asam piruvat yang
dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria.
Siklus ini terjadi di dalam mitokondria. Reaksi ini akan melepaskan 2 molekul
karbon dioksida, 3 NADH, 1 FADH2, dan1 ATP.
Reaksi
ini terjadi dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi 2 asam
piruvat. Jadi, reaksi siklus krebs pada tahap kedua akan menghasilkan 6 NADH,
2 FADH2, dan 2 ATP.
Sistem
transpor elektron terjadi
di bagian membran dalam mitokondria. NADH dan FADH2 yang dihasilkan dari
siklus krebs dan glikolisis memberikan elektron H+ ke sistem transpor
elektron. H+ akan dipompa ke luar
dari membran dalam mitokondria. Konsentrasi H+ di luar membran dalam
mitokondria menimbulkan gradien elektron antara bagian luar dan bagian dalam
membran dalam mitokondria. Akibatnya, ion H+ kembali menuju bagian
dalam membran dalam mitokondria melalui ATP sintase. ATP sintase merupakan
protein yang menempel di membran dalam mitokondria. Aliran H+ melaluui protein
transpor ini memacu pembentukan ATP dari ADP dan fosfat. Oksigen bebas menjaga
pembentukan ATP terus berjalan, yaitu dengan menerima elektron yang dilepaskan
pada akhir sistem transpor elektron. Oksigen akan bergabung dengan H+ menjadi H2O.
ATP yang dihasilkan sebanyak 32 ATP.
Respirasi
Anaerob
Respirasi
anaerob merpakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima
elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Substrat yang digunakan di sini
adalah glukosa. Respirasi aerob siebut juga dengan reaksi fermentasi.
Fermentasi merupakan suatu
reaksi yang menghasilkan 2 ATP, 2 NADH, dan 2 molekul asam piruvat dari
pemecahan glukosa. Pada reaksi fermentasi, pemecahan glukosa menjadi karbon
dioksida dan air tidak terjadi sempurna sehingga ATP yang dihasilkan lebih
sedikit dibanding ATP hasil dari glikolisis. Pada umumnya fermentasi disebabkan
oleh berbagai macam mikroorganisme atau bisa juga terjadi secara alami seperti
yang terjadi pada otot manusia.
Anabolisme
Karbohidrat
Anabolisme
karbohidrat meliputi proses pembentukan glukosa dan glikogen dari
fosfogliseraldehid (PGAL) yang dihasilkan pada tahapan glikolisis respirasi
aerob. Glukosa kemudian akan diedarkan ke dalam aliran darah dan glikogen
disimpan di dalam hati.
Hubungan
Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Berikut
ini adalah hubungan antara beberapa jenis metabolisme yang disebutkan di atas.
Dibandingkan
protein dan karbohidrat, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak lebih
memberikan rasa kenyang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak
untuk menghasilkan energi lebih besar. Lemak adalah senyawa karbon yang paling
tereduksi, sedangkan karbohdrat dan protein lebih teroksidasi. Senyawa karbon
yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan jika dibakar sempurna akan
membebaskan energi lebih banyak. Hal ini berhubungan dengan pembebasan elektron
yang lebih banyak. Berdasrkan perhitungan, ATP yang dihasilkan lemak akan berjumlah
44, lebih banyak 8 ATP dibanding yang dihasilkan melalui metabolisme protein
dan karbohidrat.
Teknologi
Pengolahan Makanan
Makanan
merupakan sumber energi dan materi yang dibutuhkan dalam melakukan metabolisme
tubuh. Perkembangan teknologi juga telah mempengaruhi proses pengolahan
makanan.
Berikut
ini adalah beberapa penggunaannya.
- Teknologi makanan berkadar gula rendah - Untuk mencegah obesitas
- Teknologi pengawetan makanan berkualitas tinggi - Untuk mencegah pembusukkan
Yang harus
diperhatikan di dalam pengawetan makanan adalah jenis bahan makanan yang
diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk
pengawetan makanan (citra, rasa, warna, dan bau).
Bahan
makanan yang diawetkan akan
mempengaruhi cara pengawetannya. Pengawetan protein, karbohidrat, dan lemak
tentu saja berbeda-beda. Pengawetan protein menggunakan cara pengeringan, dsb.
Minyak diawetkan dengan teknik pembuatan yang bersih dan pemberian bahan
pengawet. Karbohidrat diawetkan dengan pembuatan tepung, pengeringan, dan
pemanasan. Zat-zat organik (buah dan susu) akan lebih cocok diawetkan dengan
pengeringan dingin.
Keadaan
bahan makanan mempengaruhi
cara pengawetan juga. Pengawetan bahan cari akan lebih sulit dibandingkan bahan
padat misalnya seperti sirup yang harus dilakukan pengentalan.
Bahan
pengawet dan pewarna pada
umumnya banyak yang memiliki sifat racun bahkan karsinogenik. Untuk bahan
pengawet yang alami seperti garam dan sirup, sifat-sifat racun tidak ditemukan.
Daya
tarik produk memiliki
tujuan agar setelah diawetkan pun, makanan akan tetap terlihat menarik dan
tentu saja mudah dikonsumsi.
Teknologi
Substitusi Energi dari Produk Pengolahan Makanan
Terkadang
makanan yang kita konsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi di dalam tubuh
kita. Oleh karena itu, kita perlu mengkombinasikan berbagai makanan sehingga
dapat memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan. Melalui makanan tambahan, kita
bisa memenuhi kebutuhan gizi. Beberapa makanan tambahan tersebut antara lain
sebagai berikut.
- Garam beryodium untuk melengkapi unsur mineral mikro.
- Minyak ikan untuk melengkapi kebutuhan vitamin A dan D.
- Infus, yaitu makanan yang diberikan khusus melalui pembuluh vena yang berisi karbohidrat.
Fotosintesis
Selain
manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan suatu proses metabolisme yang kita
kenal dengan fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari
katabolisme karbohidrat yaitu mengubah H2O dan CO2 menjadi
karbohidrat. Fotosintesis merupakan peristiwa penggunaan energi cahaya untuk
membentuk senyawa dasar karbohidrat dari karbon dioksida dan air.
Reaksi
Fotosintesis
Di
dalam fotosintesis, terdapat beberapa reaksi yang terjadi. Berikut ini adalah
reaksi-reaksinya.
- Reaksi terang adalah reaksi yang terjadi pada bagian grana (kumpulan tilakoid) tumbuhan dan sering disebut juga sebagai reaksi Hill.
- Reaksi gelap adalah reaksi yang terjadi pada bagian stroma tumbuhan dan seing disebut juga sebagai reaksi Calvin-benson.
Reaksi
Terang
Pada
reaksi terang terjadi 3 proses utama yaitu:
- Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem transpor elektron.
- Molekul air pecah, ATP dan NADPH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide phospate H) terbentuk, dan oksigen dilepaskan.
- Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai gantinya.
Reaksi
teranng terjadi pada dua jenis fotosistem. Fotosistem adalah
unit/kompleks pengumpul cahaya dari membran tilakoid. Unit tersebut merupakan
klorofil yang tersusun bersama protein dan molekul organik yang lebih kecil
lainnya. Fotosistem tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu fotosistem I (P700
nm) dan fotosistem II (P680 nm) bergantung pada panjang gelombang cahaya
yang mampu diserap. Terdapat dua proses aliran elektron pada reaksi terang baik
yang terjadi pada fotosistem I maupun II.
- Aliran elektron siklik merupakan proses perpindahan elektron yang terjadi pada fotosistem I dan menghasilkan ATP. Pada proses ini energi cahaya matahari (photon) akan menyebabkan elektron berpindah dari klorofil yang satu ke yang lain. Klorofil yang terdapat pada fotosistem ini adalah klorofil a. Elektron lalu akan berpindah menuju akseptor elektron dan berpindah kembali ke dalam fotosistem sehingga fotosistem tidak kehilangan elektron. Elektron yang terus menerus kembali inilah yang menyebabkan aliran elektron ini disebut aliran elektron siklik.
- Aliran elektron non-siklik merupakan proses perpindahan elektron yang terjadi pada fotosistem II dan I serta menghasilkan NADPH serta oksigen. Proses yang terjadi pada fotosistem II ini lebih kompleks dibandingkan dengan yang terjadi pada fotosistem I. Klorofil yang terlibat di sini adalah klorofil b. Berikut adalah prosesnya.
- Fotosistem II menyerap cahaya, Elektron dalam pusat reaksi (P680) tereksitasi, “lubang” elektron yang ditinggalkan perlu diisi.
- Suatu enzim mengekstraksi elektron dari air untuk mengisi “lubang” yang ditinggalkan. Reaksi ini disebut fotolisis air.
- Setiap elektron mengalir dari fotosistem II ke fotosistem I melalui rantai transpor elektron Plastokinon (Pq), kompleks sitokrom dan Plastosianin (Pc)
- Elektron menuruni rantai dengan menghasilkan ATP. Sintesis ATP ini disebut fotofosforilasi karena sintesis ini digerakkan oleh energi cahaya.
- Energi cahaya menggerakkan elektron dari P700 ke akseptor elektron primer fotosistem I sehingga menimbulkan “lubang” yang diisi elektron dari fotosistem I.
- Akseptor elektron primer fotosistem I melewatkan elektron terfotoeksitasi ke rantai transpor elektron kedua, yang menyalurkannya ke feredoksin (Fd), kemudian menyalurkan elektron ke NADP+ reduktase sehingga terbentuk NADPH. Oksigen dilepaskan ke udara.
Berikut ini adalah
perbedaan antara aliran elektron siklik dan non-siklik.
Reaksi
Gelap
Reaksi
gelap tidak membutuhkan bantuan cahaya seperti pada reaksi terang. Reaksi gelap
bergantung pada ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang. Jadi, reaksi
terang dan gelap merupakan suatu proses yang saling terkait, di mana tanpa
reaksi terang, reaksi gelap tidak bisa berlangsung, sehingga tidak terjadi
fotosintesis.
Pada
dasarnya, reaksi gelap memerlukan beberapa zat tertentu untuk melakukan kerjanya.
- ATP
- Hidrogen dari NADPH
- Elektron dari NADPH
- Karbon dan oksigen dari karbon dioksida
- Enzim
- RuBP (Ribulosa Bifosfat) / senyawa dengan 5 atom C
Berikut ini adalah
proses yang terjadi selama reaksi gelap berlangsung.
- RuBP mengikat C dari CO2 menjadi suatu senyawa yang terdiri dari 6 C labil. Senyawa ini memecah menjadi 12 PGA (Fosfogliserat).
- PGA lalu akan berikatan dengan fosfat, hidrogen, serta elektron membentuk 12 PGAL (Fosfogliseraldehida).
- 12 PGAL nantinya akan terpecah di mana 10 molekul akan kembali menjadi RuBP dan 2 lagi berkondensasi menjadi Glukosa 6 Fosfat.
Glukosa 6 Fosfat merupakan bahan baku untuk membentuk sukrosa dan tepung
pati. Sukrosa merupakan karbohidrat yang berfungsi untuk pengangkutan
menuju tempat penimbunan. Tepung pati merupakan karbohidrat yang berfungsu
sebagai cadangan makanan.
Jadi secara garis besar, inilah yang terjadi di dalam fotosintesis.
Ini adalah perbedaan antara reaksi terang dan reaksi gelap
0 komentar:
Posting Komentar